BISMILLAHIRROHMANIRROHIM

Al Faqir ila Ridho Robbihi Abu Adzkiya eL Fikri

Hadast kecil merupakan salah satu penyebab tidak sahnya sholat seseorang, sehingga hadas kecil mesti dihilangkan terlebih dahulu sebelum sholat baik dengan cara berwudlu atau bertayamum.

Syaikh Salim bin Samir al-Hadrami di dalam kitab Safinah an-Najah, menyebutkan setidaknya ada empat perkara yang menjadikan seseorang berada dalam kondisi hadast kecil atau dengan kata lain adalah batal wudhunya.

????????? ??????????? ?????????? ?????????

“Hal yang membatalkan wudhu ada empat, yaitu:”

?????????? ?????????? ???? ?????? ??????????????? ???? ?????? ???? ?????? ?????? ???? ???????? ?????? ??????????

“Pertama, ada yang keluar dari salah satu lubang, qubul (kemaluan) atau dubur (anus), baik berupa angin ataupun lainnya, kecuali air mani”

?????????? ??????? ????????? ???????? ???? ???????? ?????? ??????? ????????? ?????????? ???? ?????????

“Kedua, hilang akal karena tidur atau lainnya, kecuali tidurnya orang yang duduk yang tetap di atas tempat duduknya (tidak terangkat)”

?????????? ??????????? ?????????? ?????? ??????????? ???????????? ??????????????? ???? ?????? ???????

“Ketiga, Bertemu (bersentuhan) kulit laki-laki dan wanita dewasa yang ajnabiy (bukan mahram), tanpa ada penghalang”

?????????? ????? ?????? ??????????? ???? ???????? ???????? ???????? ?????????? ???? ???????? ????????????

“Keempat, menyentuh kemaluan atau mulut dubur (anus) dengan telapak tangan atau telapak jari-jari tangan”

SYARAH (PENJELASAN)

 

Dari penjelasan Syaikh Salim bin Samir al-Hadrami diatas, maka dapat di ketahui bahwa:

?????????? ?????????? ???? ?????? ??????????????? ???? ?????? ???? ?????? ?????? ???? ???????? ?????? ??????????

“Pertama, ada yang keluar dari salah satu lubang, qubul (kemaluan) atau dubur (anus), baik berupa angin ataupun lainnya, kecuali air mani”

Keluarnya sesuatu dari salah satu dua jalan baik qubul (kemaluan) maupun dubur (anus) dapat mengakibatkan batalnya wudhu sekalipun yang keluar berupa:

  • Benda padat seperti batu.
  • Benda cair seperti kencing & madzi.
  • Benda lunak seperti fases, cacing, kremi.
  • Maupun udara seperti kentut.

Itu semua dapat dihukumi membatalkan wudhu, kecuali mani.

Dan sebuah hadits yang diceritakan oleh Abu Hurairah dan diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:

???? ?????? ?????????? ?????? ????? ??? ?????: ????? ???????? ????? ?????? ????? ???????? ???????? : ??? ???????? ????? ??????? ?????????? ????? ???????? ?????? ?????????? ??????? ?????? ???? ?????? ?????? ?????? ??? ????????? ??? ????? ?????????? ? ?????: ??????? ???? ???????.

Artinya: Abu Hurairah bercerita bahwa Rasulullah SAW bersabda: Allah tidak menerima shalat kamu sekalian apabila (kamu) dalam keadaan hadats hingga kamu berwudlu.  Kemudian seorang Hadramaut bertanya kepada Abu Hurairah: Apakah hadats itu? Abu Hurairah menjawab: Kentut (yang tidak bersuara) dan kentut yang bersuara.

Keluarnya sesuatu tersebut dari salah satu dua jalan, baik alami maupun buatan.  Sehingga jika seseorang tidak punya qubul kemudian dibuatkan untuk nya lubang pembungan, maka segala sesuatu yang keluar dari jalan tersebut menyebabkan ia berhadast kecil sebagaimana sesuatu yang keluar dari jalan semestinya.

?????????? ??????? ????????? ???????? ???? ???????? ?????? ??????? ????????? ?????????? ???? ?????????

“Kedua, hilang akal karena tidur atau lainnya, kecuali tidurnya orang yang duduk yang tetap di atas tempat duduknya (tidak terangkat)”

Yang dimaksud dengan hilang akal adalah hilangnya kesadaran seseorang (lupa ingatan) meskipun sebentar, maka segala sesuatu yang termasuk dalam kategori “hilang akal” seperti gila, mabuk, kesurupan, ayan, pingsan, koma dan lain sebagainya dapat menyebabkan hadast kecil.

Termasuk perkara yang menyebabkan hilang akal adalah tidur, yaitu kondisi dimana seseorang sudah mengalami mimpi dalam tidurnya, adapun jika ia masih mendengan ucapan orang lain di sekitarnya meskipun tidak dapat memahaminya (mengantuk) maka tidak membatalkan wudhu.

Dengan demikian maka orang yang tidur telah mengalami kondisi hilang akal, sehingga menyebabkan batalnya wudhu, selain dari itu dimungkinkan orang yang tidur tidak mampu mengontrol dirinya sehingga ia kentut dalam tidurnya yang juga menyebabkan wudhunya batal.

Oleh karena itu, Syaikh Salim bin Samir al-Hadrami mengecualikan orang yang tidur dalam posisi duduk menetap karena posisi ini menyebabkan tidur yang tidak nyenyak sehingga tidak mengalami mimpi dalam tidurnya, panca indranya akan tetap merespon kejadian disekitar meskipun tidak dapat menalar dengan sempurna.

Adapun ketika seseorang tidur namun tidak menetap (pantat terangkat salah satunya dari tempat duduk) menandakan ia sudah hilang kesadaran (mimpi) yang menjadikan tidur tersebut membatalkan wudhunya.

???? ??????? ???? ?????? ??????? ?????? ????? ??????? ?????: ????? ???????? ????? ??? ???? ???? ????: «??????? ??????? ????????????? ?????? ????? ?????????????»

Dari Ali bin Abi Tholib RA bahwa Rasulullah SAW bersabda:  Pengendali dubur (tempat keluarnya kotoran dari jalan belakang) adalah kedua mata. Oleh karena itu barangsiapa tidur, hendaklah ia berwudlu.  (HR. Abu Daud)

Bersambung ...